Bualannmu bagai belati yang tak kunjung menyembuhkan luka terbesar dalam kedamaian sebelumnya
Kehadirannmu bagai petir datang bercahaya dengan Jaya namun menyengat dengan kilatnya
Gumam hatimu membuat semua orang sakit
Tatapan matamu bagaikan usikan pisau tajam yg mengoyakkan segala isi kebahagiaan dalam nuansa damai
Formalitas apa yg menjadi sebuah prasyarat bagimu untuk tetap menjadi budak penunut
Wanita apa yang menjunjung cinta dengan kata PENYERAH....
Hanya seorang Pengecut yg memerdekakan diri untuk duduk di sangkar hijau
Api dan air yang menjadi saksi akan terhempas di pintu bercat hitam dengan seorang berdasi putih
membawa bekal terakhir untuk KEBAHAGIAANNMU semata ....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar